Selasa, 18 Januari 2011

STORY IMAGI-HISTORY ( Visimitra Project ) Bag. 1

Imagination creative media - adalah sebuah layanan Audio Visual di Lumajang, yang secara resmi berdiri sejak tanggal 01 Oktober 2010. Ditandai dengan terbitnya akta notaris I Komang Gde Sutarjana, SH.M.Kn, Notaris di Lumajang.
Meski masih terhitung bulan secara de jure, namun Imagination creative media telah melalui tahun tahun yang panjang dalam menekuni dan memelopori dunia audio visual di Lumajang.
Bermula sekitar tahun 2001 saya : Lembu Hidayat bertemu dengan seorang pengusaha muda bernama, Tanu Hartono - (owner dari Hartono elektronik aka. Duta plaza elektronik) yang ditengah keresahan melihat ada celah usaha video dokumentasi yang pada saat itu masih merupakan hal yang mewah.
Tanu Hartono
Bergabunglah dua kekuatan : IDE & MODAL..Maka didirikanlah sebuah project bernama Visimitra.Yang mengandung harapan bahwa project ini adalah sebuah visi bersama dalam meramaikan dunia audio visual dikota Lumajang.Berawal dari shooting video kecil-kecilan dengan paduan ide dan gagasan yang waktu itu dianggap - bahkan oleh TANU HARTONO sendiri sebagai hal yang ngoyoworo - merangkaklah Visimitra dari luar kota Lumajang di distrik : Pasirian-Candipuro-Pronojiwo dan Tempursari. Dalam masa awal  ini bergabunglah dua orang, Imron Rosadi dan Mohammad Soleh. Imron Rosadi tidak banyak meluangkan waktu dan tenaga di Visimitra awal, karena memilih untuk menggeluti dunia production House di Jakarta bergabung dengan Ilalang Team. Khusus tentang Mohammad Soleh, tenaga dan pikirannya sangat banyak membantu perkembangan Visimitra yang mulanya adalah sebuah project kecil menjelma menjadi sebuah embrio production House. Peranan Mohammad Soleh adalah sebagai marketing yang tiada mengenal kata menyerah untuk mempromosikan Visimitra. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih empat bulan Visimitra telah berani menyadang nama - Production House, karena masyarkat sekitar pasirian, tempeh candipuro telah mulai akrab dengan kreasi video dari Visimitra. Tanu Hartono mulai merasakan greget bahwa Visimitra harus lebih menampilkan karya yang bermutu mesipun saat itu belum ketemu formula yang tepat. 
Visimitra Logo
Namun keresahan itu tak berlangusung lama, karena ada sebuah event besar berskala Nasional yakni :Festival Film Independent Indonesia, atau FFiI. Maka brembuglah kami bertiga untuk membuat sebuah film indpenden di Lumajang. Berbekal pengetahuan dan pengalaman sekadarnya, saya mencoba menggali memori ilmu yang pernah saya dapatkan ketika menggeluti dunia persinetronan di Jakarta sewaktu bergabung dengan Ilalang team, kami coba membuat sebuahskenario film dan berusaha mewujudkannya dengan judul : AKANKAH SEMERU MURKA. Banyak sekali dukungan yangkita dapatkan waktu itu, pemain film amatiran yang ternyata begitu on the camera akting mereka gak kalah dengan artis sinetron sebenarnya. Sekedar mengingat pendukung film itu al : Johny volker, Anita soewitomo, Rully, Solly Fardhol, Enny, Tanu Hartono, Moh. Soleh dan entah berapa lagi. Film tersebut memakan biaya yang fantastis 350 ribu rupiah dengan 1 week shoot. Film diselesaikan tanpa ada riak apapun, lalu masuklah dua personil baru (Sigit Edi Prayoga -penyanyi dangdut & Moh. Rizan - sarjana komputer) ditambah kembalinya Imron Rosadi dari Jakarta. Makin berdayalah Visimitra sehingga mulai memasuki wilayah Kota Lumajang. Dan melakukan penetrasi di Ibukota Kabupaten itu. Kepercayaan makin besar diberikan oleh pelanggan lama maupun pelanggan baru sehingga, job shooting hampir memenuhi kalender kita. Namun memang seiring makin tingginya posisi, angin mulai kecang berhembus. 
KRU FILM "AKANKAH SEMERU MURKA"

Poster film "AKANKAH SEMERU MURKA"

Keretakan mulai terjadi, padahal saat itu Visimitra telah mendapatkan pengakuan dari PT Surya Citra Televisi dengan diterimanya piagam penghargaan dan undangan resmi ke Jakarta atas film  Akankah semeru murka. Kerjasama juga mulai banyak dijalin dengan pelaku industri multimedia di Lumajang misalnya : AVIS multimedia, Rosedian Video, Rabid Film bahkan dari pihak humas Pemkab. Dan keretakan itu makin parah sehingga perpecahan pun tak terelakkan sehingga, TANU HARTONO, RIZAN, IMRON ROSYADI bergabung membentuk studio baru yang lebih besar dan dengan dukungan dana serta semangat yang besar bernama : DUTA MULTIMEDIA yang berkedudukan di Lumajang Kota. Sementara Saya, Lembu Hidayat, Moh. Soleh, dan Sigit Edi Prayoga tetap meneruskan kibaran bendera Visimitra.Namun sebelum perpecahan itu terjadi, kita masih sempat menyelesaikan project eksperimental yakni ; VIDEO KLIP KOMPILASI TEMBANG KENANGAN yang dibawakan oleh Sigit Edy Prayoga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini